SOKOGURU, JAKARTA- Umat Buddha hendaknya terus memelihara semangat persaudaraan dan memperkuat toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu, Umat Buddha juga diminta agar menjadikan ajaran Sang Buddha sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa.
Ajakan itu disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar pada acara Gema Waisak Pindapata Nasional yang digelar di Jalan Benyamin Suaeb, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu, 4 Mei 2025 pagi.
Baca juga: Dikunjungi 75 Ribu Umat pada Waisak 2024, Borobudur Jadi Episentrum Umat Buddha Dunia
“Mari terus kita pelihara persaudaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perkuat toleransi, serta MEwujudkan kehidupan yang damai dan sejahtera dalam keseharian,” ujarnya, dalam keterangan Kementerian Agama (Kemenag).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Tri Suci Waisak 2569 BE/2025. Di hadapan 8.000 umat Buddha dari berbagai wilayah Jakarta ini, Menag mengapresiasi perayaan Waisak yang dilakukan di tempat terbuka.
“Kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di ruang terbuka seperti ini memungkinkan kita merasakan energi batin yang positif. Saya mengapresiasi dan memberikan penghargaan atas terselenggaranya kegiatan ini,” imbuh Menag Nasaruddin.
Baca juga: InJourney Siap Sambut Ribuan Umat Buddha di Candi Borobudur Jelang Perayaan Waisak
Prosesi Gema Waisak diselenggarakan oleh Sangha Theravada Indonesia (STI) bersama Keluarga Buddhis Theravada Indonesia (KBTI), dengan melibatkan 52 Bhikkhu Sangha serta dukungan lebih dari 800 panitia dari berbagai elemen komunitas Theravada.
Tahun ini, perayaan mengusung tema Kebijaksanaan Dasar Keluhuran Bangsa.
Selain Menteri Agama, hadir pula Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKB Heri Kustanto, Ketua Pelaksana acara sekaligus anggota Fraksi PSI Kevin Wu, serta Wali Kota Jakarta Pusat Arifin.
Baca juga: Berjalan Kaki Sejauh 1.250 Km, 43 Bhikkhu Thudong dari ASEAN Tiba di Candi Borobudur
Gubernur DKI Jakarta menyampaikan bahwa kegiatan Gema Waisak menjadi simbol nyata toleransi dan keharmonisan antarumat beragama di Ibu Kota.
“Saya yakin kegiatan ini membawa dampak positif bagi ketenteraman dan kerukunan kehidupan keagamaan di Jakarta. Ini adalah cerminan toleransi yang harus kita jaga bersama,” ujar Pramono. (SG-1)